Jumat, 04 Januari 2013

KEPENDUDUKAN


 KEPENDUDUKAN

Identifikasi masalah-masalah kependudukan yang berdampak negatif terhadap lingkungan dan Peran teknologi dalam lingkungan hidup

 

Dengan keadaan tersebut, kita sebagai manusia yang cerdas dan bertanggungjawab seharusnya ikut peran serta dan aktif dalam membantu pemerintah baik desa maupun kota dalam mengatasi ataupun menyelesaikan permasalahan tersebut dengan bijak dan berkepala dingin sehingga segala permasalahan kependudukan dapat terselesaikan. Oleh karena itu kita harus cepat sadar dengan melakukan satu langkah kecil mulai dari diri kita sendiri dengan mengikuti segala arahan dan anjuran dari program pemerintah lalu ke ruang lingkup yang lebih besar. Dengan ini maka kenyamanan dan ketenangan pun tetap terjaga.

 

Adapun berbagai masalah kependudukan di Indonesia baik di perkotaan maupun di pedesaaan yakni :

·         Masalah akibat angka kelahiran

Jika fertilitas semakin meningkat maka akan menjadi beban pemerintah dalam hal penyediaan aspek fisik misalnya fasilitas kesehatan.Selain itu pertumbuhan penduduk akan semakin meningkat tinggi akibatnya bagi suatu negara berkembang akan menunjukkan korelasi negatif dengan tingkat kesejahteraan penduduknya.

·         Masalah akibat angka kematian

Semakin bertambah angka harapan hidup berarti perlu adanya peran pemerintah dalam menyediakan fasilitas penampungan dan penyediaan gizi yang memadai bagi anak balita.Sebaliknya apabila tingkat mortalitas tinggi akan berdampak terhadap reputasi indonesia di mata dunia.

·         Masalah Jumlah Penduduk

Masalah yang timbul akibat jumlah penduduk adalah aspek ekonomi dan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga karena banyaknya beban tanggungan sehingga sulit untuk memenuhi gizi yang dibutuhkan.

·         Masalah mobilitas Penduduk

Pertumbuhan penduduk perkotaan selalu menunjukkan peningkatan yang terus menerus hal ini disebabkan pesatnya perkembangan ekonomi dengan perkembangan industri pertumbuhan sarana dan prasarana jalan perkotaan.
Selain itu, semakin banyak terjadi urbanisasi karena orang-orang desa yang dulunya kecukupan pangan namun tidak menikmati pembangunan mulai berbondong-bondong pindah ke kota. Generasi muda tidak ada yang mau menjadi petani.

·         Masalah Kepadatan Penduduk

Ketidakseimbangan kepadatan penduduk ini mengakibatkan ketidakmerataan pembangunan baik fisik maupun nonfisik yang selanjutnya mengakibatkan keinginan pindah semakin tinggi.

Dampak Permasalahan Penduduk Terhadap Lingkungan
               

Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan dan keragaman alam serta budaya yang luar biasa. Indonesia merupakan negara mega biodiversity kedua setelah Brazil. Indonesia memiliki 42 ekosistem darat dan 5 ekosistem yang khas. Indonesia juga memiliki 81.000 km garis pantai yang indah dan kaya. Luas ekosistem mangrove di Indonesia mencapai 22 % dari seluruh luas mangrove di dunia.
                Sebagaimana kita ketahui bersama, Indonesia merupakan negara dengan nomor urut keempat dalam besarnya jumlah penduduk setelah China, India, dan Amerika Serikat. Menurut data statistik dari BPS, jumlah penduduk Indonesia saat ini adalah 225 juta jiwa, dengan angka pertumbuhan bayi sebesar 1,39 % per tahun. Angka pertumbuhan ini relatif lebih kecil dibandingkan dengan angka pertumbuhan bayi pada tahun 1970, yaitu sebesar 2,34%. Dengan jumlah penduduk sebesar 225 juta jiwa, maka pertambahan penduduk setiap tahunnya adalah 3,5 juta jiwa. Jumlah itu sama dengan jumlah seluruh penduduk di Singapura.
                Lonjakan penduduk yang sangat tinggi atau baby booming di Indonesia akan berdampak sangat luas, termasuk juga dampak bagi ekologi atau lingkungan hidup. Hal itu dapat mengganggu keseimbangan, bahkan merusak ekosistem yang ada. Menurut Poo Tjian Sie, coordinator Komunitas Tionghoa Peduli Lingkungan Hidup, lingkungan hidup adalah kesatuan ekosistem atau system kehidupan yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, (tatanan alam),dan makhluk hidup, termasuk manusia dengan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
                Dengan jumlah penduduk sebesar 225 juta jiwa, membuat tekanan terhadap lingkungan hidup menjadi sangat besar. Paling tidak, 40 juta penduduk hidupnya tergantung pada keanekaragaman hayati di pantai dan perairan. Pada saat yang sama, bahwa sekitar 20% penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Sekitar 43% penduduk Indonesia masih tergantung pada kayu bakar. Dan pada tahun 2003, hanya 33% penduduk Indonesia mempunyai akses pada air bersih melalui ledeng dan pompa. Tahun 2000, Jawa dan Bali telah mengalami defisit air mencapai 53.000 meter kubik dan 7.500 meter kubik, sementara di Sulawesi 42.500 meter kubik. Saat yang sama banjir telah melanda di berbagai tempat di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia telah salah mengelola air di Bumi ini.
                Dampak lonjakan penduduk di Indonesia terhadap lingkungan hayati, sudah dapat kita lihat sejak tahun 2001, laporan Bank Dunia menyebutkan, bahwa luas hutan mangrove di Indonesia mengalami penurunan yang sangat signifikan, dari 4,25 juta hektar pada tahun 1982, menjadi 3,24 juta hektar pada tahun 1987 dan menjadi hanya 2,06 juta hektar pada tahun 1995. Di sektor kehutanan telah terjadi deforestasi yang meningkat dalam dekade ini. Bank Dunia (2003) dan Departemen Kehutanan melaporkan tingkat deforestasi di Indonesia telah mencapai lebih dari dua juta hektar per tahun. Apabila tingkat kehilangan hutan ini tetap 2 juta hektar per tahun, maka 48 tahun ke depan, seluruh wilayah Indonesia akan menjadi gurun pasir yang gundul dan panas. Lautan di Indonesia juga mengalami kerusakan terumbu karang. Data dari Bank Dunia bahwa saat ini sekitar 41% terumbu karang dalam keadaan rusak parah, 29% rusak, 25% lumayan baik, dan hanya 5% yang masih dalam keadaan alami. Sekitar 50% hutan bakau di Sulawesi telah hilang (sebagian besar menjadi tambak udang). Beberapa kawasan juga mengalami pencemaran. Ini terjadi di kawasan-kawasan yang sibuk dengan kegiatan pelayaran, atau perairan yang bersinggungan dengan kota-kota besar, seperti perairan teluk Jakarta dan Surabaya.
                Menurut Ir. Boby Setiawan MA., PhD, Kepala Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM, untuk mamalia terdapat sekitar 112 jenis yang terancam punah di Indonesia. Sementara untuk burung, terdapat sekitar 104 jenis yang mengalami ancaman serius.
Menurut Malthus, pertumbuhan jumlah penduduk, bila tidak dikendalikan, akan naik menurut deret ukur (1,2,4,8,dst). Produksi pangan meningkat hanya menurut deret hitung (1,2,3,4,dst). Di Indonesia dengan ledakan penduduk saat ini, mengakibatkan dampak sosial yaitu mengalami krisis pangan. Bahkan di dunia pun terjadi krisis pangan global.
Selain itu, semakin banyak terjadi urbanisasi karena orang-orang desa yang dulunya kecukupan pangan namun tidak menikmati pembangunan mulai berbondong-bondong pindah ke kota. Generasi muda tidak ada yang mau menjadi petani.
Tahun 2008 dicanangkan sebagai tahun sanitasi sedunia. Jumlah penduduk yang melonjak dipastikan menambah persoalan sanitasi. Sekitar 1 juta  jamban di kawasan Jabotabek dibangun dengan jarak kurang dari 10 meter dari sumur. Jika penduduk kota terus melonjak, entah karena urbanisasi atau kelahiran alami, sementara jumlah WC nya tetap bisa dibayangkan sendiri akan menjadi apa jamban tersebut. Kualitas hidup di kota menjadi merosot. Beragam penyakit seperti diare akan menyebar.
Ujung dari semua ledakan penduduk itu adalah kerusakan lingkungan dengan segala dampak ikutannya seperti menurunnya kualitas pemukiman dan lahan yang ditelantarkan, serta hilangnya fungsi ruang terbuka. Dampak lonjakan populasi bagi lingkungan sebenarnya tidak sederhana. Persoalannya rumit mengingat persoalan terkait dengan manusia dan lingkungan hidup. Butuh kesadaran besar bagi tiap warga negara, khususnya pasangan yang baru menikah, untuk merencanakan jumlah anak.


Gambaran Umum Pengaruh Kependudukan Terhadap Lingkungan


                Lingkungan alam ini saling berhubungan karena setiap organisme, dari kuman untuk ikan paus kepada orang-orang, adalah bagian dari rantai makanan yang bergantung pada habitat yang sehat untuk bertahan hidup.” Sebagai penduduk tumbuh, ada yang kurang dari sumber daya dunia bagi setiap orang, pribadi kita sepotong kue semakin kecil. Pernyataan itu menyiratkan bagaimana tindakan manusia dan bahkan semakin banyak orang yang membutuhkan sumber daya, dampak negatif terhadap lingkungan.
Daya dukung merujuk pada jumlah orang bumi dapat mendukung secara berkelanjutan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tingkat pemanfaatan sumber daya dan distribusi sumber daya. Daya dukung diperkirakan di berbagai derajat dari angka terendah satu miliar sampai sekitar 44 milyar. Daya dukung telah ditingkatkan oleh ilmu pengetahuan dan diperkirakan bahwa jika Dunia melebihi “daya dukung” nya maka ilmu akan menjadi harapan terakhir kami untuk menemukan solusi.

D. Teori Kependudukan

          Teory ini di kemukakan oleh Thomas R Maltus seorang pendeta berkebangsaan inggris. Seorang bapak ilmu kependudukan yang mengemukakan teori tentang kependudukan.

Rumusan teoritis:

1. Pangan dibutuhkan untuk hidup manusia

2. Kebutuhan nafsu seksual akan tetap sifatnya sepanjang masa

3. Perkembangan penduduk sesuai dengan deret ukur, sebagai pekembangan pangan sesuai dengan deret hitung.

          Dengan berbagai teori yang di kemukakan oleh maltus, maka ada keritikan terhadap teori  yang di lakukan oleh maltus yaitu:

1.    Malthus tidak memperhitungkan kemajuan sportasi yang menghubungkan daerah satu dengan yg lain sehingga pengiriman bahan makanan ke daerah yang kekurangan pangan mudah dilaksanakan.

2.    Dia tidak memperhitungkan kemajuan pesat dlm bidang teknologi, terutama dlm pertanian.

3.    Malthus tidak memperhitungkan usaha pembatasan kelahiran bagi pasangan yang sudah menikah, artinya pengontrolan kelahiran bagi Malthus dianggap tidak bermoral.

4.    Fertilitas akan menurun apabila terjadi perbaikan ekonomi dan standard hidup penduduk dinaikkan.

 

Teori kependudukan kontemporer:

Teori ini lahir akibat pemikiran Malthus dan Marx yaitu:

 

E. Dinamika Penduduk

 Pertambahan dan pengurangan jumlah penduduk adalah di suatu wilayah adalah hal yang lazim, pertumbuhan dan pengurangan jumlah penduduk di suatu negara atau wilayah di pengaruhi oleh 4 hal:

1.    Fertilitas adalah pertambahan jmlah dengan kelahiran bayi di sebabakan oleh PUS.

2.    Mortalitas adalah kematian yang di alami semua umur

3.    Imigration adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah kewilaya lain (masuk)

4.    Out migration adalah keluarnya penduduk dari suatu wilayah kewilayah lain.

Selisih antara kelahiran dan kematian di sebut dengan istilah reproduktif change atau perubahan natural. Selisih in migration dan out migration di sebut net gration.

Rumusnya adalah:

          Pt = Po + (B - D) + (Mi - Mo)

Ket:

Pt =  Jumlah penduduk sesudahnya

Po =  Jumlah penduduk pada tahun terdahulu atau dasar

B = Kelahhiran yang terjadi antara dua kejadian tersebut

D = Kematian

Mo = Migrasi Keluar

Mi = Migrasi masuk

 

Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas penduduk yaitu:

Faktor demografi antara lain:

Struktur umur , struktur perkawinan , umur kawin pertama , paritas , disrupsi , dan proporsi yang kawin umur, perkawinan, pertama, paritas, perkawinan.

Faktor non demografi antara lain:

          Keadaan ekonomi penduduk , tingkat pendidikan , perbaikan status perempuan, urbanisasi dan industrialisasi penduduk, pendidikan, perempuan, industrialisasi.

F. Mobilitas Penduduk

Mobilitas penduduk adalah proses gerak penduduk dari suatu wilayah menuju wilayah lain dlm jangka waktu tertentu. Maka mobilitas penduduk ada yang mempengaruhi yaitu:

o   Faktor Individu

o   Faktor yang terdapat didaerah asal

o   Faktor yang terdapat didaerah tujuan

o   Rintangan antara daerah asal dan daerah tujuan.

Untuk mendapatkan informasi mengenai penduduk, maka ada sumber data  mobiltas penduduk yaitu:

Ø  Sensus penduduk

Ø  Regristasi penduduk

Ø  Survai penduduk

·         Pendekatan Retrospektif:  menanyakan riwayat riwayat mobilita penduduk yang dilakukan oleh  mobilitas yang telah kembali ke daerah asal

·         Pendekatan Pendekatan Prospektif

 

G.   Struktur dan Kependudukan

Dalam ilmu kependudukan atau demografi ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu:

1.    Dinamika penduduk

2.    Komposisi penduduk

3.    Besaran dan penyebaran penduduk

Dalam struktur kita lebih banyak berbicara masalah komposisi penduduk. Penduduk dapat di bagi dalam beberapa ciri atau karakter baik dari sosial ekonomi dan sosial geografi. Pengelompokan penduduk berguna untuk:

a.    Mengetahui tingkat umur

o   Umur 0 - 4 tahun di sebut balita

o   Umur 4 – 7 tahun masa pendidika (TK)

o   Umur 7 – 12 tahun masa pendidikan (SD)

o   Umur 12 – 18 tahun masa pendidikan SMP atau SMA, dengan demikian pemerintaha bisa menyediakan keperluan pendidikan.

b.    Mengambil kebijakan tentang kependudukan.

Untuk bisa mengambil kebijakan kita harus mengetahui kebutuhan masyarakat .

c.    Membandingkan pendudk yang satu dengan penduduk yang lain.

d.    Membuat grafik

Dalam struktur masyarakat Angkatan kerja juga di bahas. Orang indonesia cukup banyak jadi pekerja. Tapi lapangan pekerjaan sangat sedikit, penghasil lapangan pekerjaan  bukan saja instansi pemerintah juga swasta. Angkatan kerja dan tenaga kerja, produksi manusia terus bertambah sedangkan lapangan pekerjaan tidak bertambah, selain itu kita harus mengetahui jumlah tenaga kerja yang nganggur juga bagian komposisi kerja. Penempatan-penempatan tenaga kerja indonesia harus diketahui situasi dan keberadaannya. Usia produksi pekerja pada usia 16 tahun keatas. Orang bekrja satu hari 8 jam, jika lewat dari ketetapan itu, harus ada tambahan upah dari yang awal.

Kesimpulan

Ilmu kependudukan adalah ilmu yang memepelajari proses dan struktur masyarakat di suatu wilyah tertentu. Untuk mendapatkan data jumlah penduduk suatu negara atau daerah dibuat sistem pengumpulan data penduduk, yaitu Sensus penduduk. Pertamabahan dan pengurangan jumlah penduduk di sebabkan karena kelahiran, kematian dan migarsi. Ketiga faktor ini disebut dengan komponen pertumbuhan penduduk. Selain ketiga faktor tersebut struktur penduduk ditentukan juga oleh faktor yang lain misal perkawinan dan perceraian.

          Dalam ilmu kependudukan juga menjelaskan tentang registrasi penduduk dan adanya survai, yang mana registrasi penduduk adalah proses pencatatan penduduk yang dilakukan secara mandiri oleh warga ketika terjadi perubahan-perubahan jumlah penduduk. Registrasi Penduduk digunakan untuk data penduduk yang dinamis dan dilaksanakan setiap saat dan Survei Penduduk digunakan untuk data khusus mengenai karakteristik penduduk dan dilaksanakan oleh instansi tertentu.

 

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar