Pengertian Ekivalensi
Nilai uang yang
berbeda pada waktu yang berbeda akan tetapi secara finansial mempunyai nilai
yang sama. Kesamaan nilai finansial tersebut dapat ditunjukkan jika nilai uang
dikonversikan (dihitung) pada satu waktu yang sama.
Metode Ekivalensi
Adalah metode yang
digunakan dalam menghitung kesamaan atau kesetaraan nilai uang waktu berbeda.
Nilai ekivalensi dari suatu nilai uang
dapat dihitung jika diketahui 3 hal :
1)
Jumlah uang pada suatu waktu
2)
Periode waktu yang ditinjau
3)
Tingkat bunga yang dikenakan
Perhitungan Ekivalensi
Nilai Ekivalensi Pengeluaran = Nilai Ekivalensi Penerimaan
Contoh:
Hari ini budi menabung di bank sebesar Rp 10.000. dua dan empat tahun kemudian
ditabungnya lagi masing-masing sejumlah Rp 5.000. maka jumlah uang tabungannya
pada tahun ke 7 dar hari ini bila suku bunga i =10 % adalah sebesar Rp 34.195
Rumus-Rumus Bunga Majemuk dan
Ekivalensinya
Notasi yang digunakan dalam rumus bunga
yaitu :
i (interest)
= tingkat suku bunga per
periode
n (Number)
= jumlah periode bunga
P (Present Worth)
= jumlah uang/modal pada saat sekarang (awal periode/tahun)
F (Future Worth)
= jumlah uang/modal pada masa mendatang (akhir periode/tahun)
A (Annual Worth)
= pembayaran/penerimaan yang tetap pada tiap periode/tahun
G (Gradient)
= pembayaran/penerimaan dimana dari satu periode ke periode berikutnya
terjadi penambahan atau pengurangan yang besarnya sama
Single
Payment
Single payment disebut cash flow tunggal dimana sejumlah uang ini
sebesar “P” (present) dijinjamkankan kepada seseorang dengan suku bunga
sebesar “i” (interest) pada suatu periode “n”, maka jumlah yang harus
dibayar sesuai uang pada periode “n” sebesar “F” (future). Nilai “F”
akan di ekivalensi dengan “P” saat ini pada suku bunga “i”. Dengan rumus:
Jika dibalik, misalnya F diketahui dan
P yang dicari maka hubungan persamaannya menjadi:
Annual
Cash Flow (Uniform Series Payment)
Metode annual cash flow diaplikasikan untuk suatu pembayaran yang sama besarnya
tiap periode untuk jangka waktu yang lama, seperti mencicil rumah, mobil, motor
dan lainya. Grafik annual cash flow di gambarkan dalam bentuk grafik dibawah
ini:
Hubungan
annual dan future
Dengan menguraikan bentuk annual dengan tunggal (single)dan selanjutnya
masing-masingnya itu diasumsikan sebagai suatu yang terpisah dan dijumlahkan
dengan menggunakan persamaan sebelumnya. Maka akan diperoleh rumus:
Hubungan future
dengan annual
Hubungan
annual dengan present (P)
Jika sejumlah uang present didistribusikan secara merata setiap periode
akan diperoleh besaran ekuilaven sebesar “A”, yaitu:
Dalam
perhitungan ekuivalen dibutuhkan data tentang:
- ƒ suku bunga (rate of interest);
- ƒ jumlah uang yang terlibat;
- ƒ waktu penerimaan dan/atau pengeluaran uang;
- ƒ sifat pembayaran bunga terhadap modal yang ditanamkan.
Contoh
Soal
1.
Berapakah nilai ekuivalensi masa depan pada akhir tahunke-4 untuk $1000,-
diawal tahun pertama pada tingkat suku bunga 10% per tahun?.
2.
Seseorang ingin memiliki $1464,10 dalam 4 tahun. Berapa besar uang yang
harus didepositokan unruk mendapatkan jumlah tersebut pada tingkat suku
bunga 10% per tahun?.
3.
Seseorang meminjam $1200,- diawal tahun pertama dengan rencana
mengembalikannya pada akhir tahun ke-5. Tetapi diawl tahun ke-3 orang tersebut
menambah pinjaman sebesar $800,- yang akan dikembalikan
bersamaan
dengan pengembalian pinjaman pertama. Berapa besar uang yang harus
dikembalikan di akhir tahun ke-5 jika pinjaman dilakukan dengan tingkat
suku bunga
12%
per tahun?.
4.
Seseorang meminjamkan sejumlah uang diawal tahun pertama dengan rencana
akan dikembalikan di akhir
tahun
ke-2 sebesar $800,- dan $1200,- di akhir tahun ke-5. Berapa besar uang
yang dipinjamkan jika
pinjaman
dilakukan pada tingkat suku bunga 15% per tahun?
5.
Si A menginvestasikan sejumlah uang di awal tahun pertama. Di awal tahun
ke-3, orang tersebut menambah investasinya sebesar 1,5 kali
investasi pertama. Jika tingkat suku bunga 10% per tahun, dan
dikehendak
iagar nilai investasinya menjadi $2000,- di akhir tahun ke-5. Berapa besar
investasi yang
dilakukan
di awal tahun pertama dan di awal tahun ke-3.?
Hubungan present
(P) dengan annual (A)
Pembayaran Tunggal
Pembayaran dan penerimaan uang masing-masing dibayarkan sekaligus pada awal
atau akhir suatu periode.
1)
Present Worth Analysis
Present
Worth adalah nilai sejumlah uang pada saat sekarang yang merupakan ekivalensi
dari sejumlah cash flow (aliran kas) tertentu pada periode tertentu dengan
tingkat suku bunga (i) tertentu. Proses perhitungan nilai sekarang seringkali
disebut atau discounting cashflow.Untuk menghitung present worth dari aliran
cash tunggal (single payment) dapat dikalikan dengan Single Payment Present
Worth Factor.Sedangkan untuk menghitung present worth dari aliran kas yang
bersifat anuitas dapat dikalikan dengan Equal Payment Series Present Worth
Factor.
Present
worth analysis (analisis nilai sekarang) didasarkan pada konsep
ekuivalensi dimana semua arus kas masuk dan arus kas keluar diperhitungkan
terhadap titik waktu sekarang pada suatu tingkat pengembalian minimum yang
diinginkan (minimum attractive rate of return – MARR).
Usia
pakai berbagai alternatif yang akan dibandingkan dan periode analisis yang akan
digunakan bisa berada dalam situasi:
1. Usia pakai
sama dengan periode analisis
2. Usia pakai
berbeda dengan periode analisis
3. Periode
analisis tak terhingga
Analisis dilakukan dengan terlebih
dahulu menghitung Net Present Value (NPV) dari masing-masing
alternatif. NPV diperoleh menggunakan persamaan:
NPV
= PW pendapatan – PW pengeluaran
Untuk alternatif tunggal, jika diperoleh nilai NPV ≥ 0 maka alternatif tersebut
layak diterima. Sementara untuk situasi dimana terdapat lebih dari satu
alternatif, maka alternatif dengan NPV terbesar merupakan alternatif yang
paling menarik untuk dipilih. Pada situasi dimana alternatif yang ada
bersifat independent, dipilih semua alternatif yang memiliki
NPV ≥ 0.
v
Analisis Terhadap Alternatif Tunggal
Contoh:
Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan peralatan baru seharga Rp. 30.000.000.
Dengan peralatan baru akan diperoleh penghematan sebesar Rp. 1.000.000 per
tahun selama 8 tahun. Pada akhir tahun ke-8, peralatan itu memiliki nilai jual
Rp. 40.000.000. Jika tingkat suku bunga 12% per tahun dan digunakan present
worth analysis, apakah pembelian peralatan baru tersebut menguntungkan?
Penyelesaian:
NPV
= 40000000(P/F,12%,8) + 1000000(P/A,12%,8) – 30000000
NPV
= 40000000(0,40388) + 1000000(4,96764) – 30000000
NPV
= -8.877.160
Oleh
karena NPV yang diperoleh < 0 maka pembelian peralatan baru tersebut tidak
menguntungkan.
Usia Pakai Sama dengan Periode Analisis
Jika
terdapat lebih dari satu alternatif usia pakai yang sama, analisis keputusan
dapat dilakukan menggunakan periode analisis yang sama dengan usia pakai
alternatif. Dalam kasus ini tidak diperlukan penyelesaian terhadap arus kas.
Contoh:
Sebuah perusahaan akan membeli sebuah mesin untuk meningkatkan pendapatan
tahunannya. Dua alternatif mesin dengan usia pakai masing-masing 8 tahun
ditawarkan kepada perusahaan:
Mesin
|
Harga Beli (Rp.)
|
Keuntungan per Tahun (Rp.)
|
Nilai Sisa di Akhir Usia Pakai (Rp.)
|
|
X
|
2500000
|
750000
|
1000000
|
|
Y
|
3500000
|
900000
|
1500000
|
Menggunakan
tingkat suku bunga 15% per tahun, tentukan mesin yang seharusnya dibeli.
Penyelesaian:
Mesin
X:
NPV
X = 750000(P/A,15%,8) + 1000000(P/F,15%,8) – 2500000
NPV
X = 750000(4,48732) + 1000000(0,32690) – 2500000
NPV
X = 1192390
Mesin
Y
NPV
Y = 900000(P/A,15%,8) + 1500000(P/F,15%,8) – 3500000
NPV
Y = 900000(4,48732) + 1500000(0,32690) – 3500000
NPV
Y = 1028938
Kesimpulan
: Pilih mesin X
Usia Pakai Berbeda dengan Periode Analisis
Pada situasi usia pakai berbeda
dengan periode analisis, digunakan asumsi perulangan (repeatability
assumption) dengan periode analisis yang merupakan kelipatan persekutuan
terkecil dari usia pakai alternatif. Dengan asumsi itu, alternatif yang telah
habis usia pakainya sebelum periode analisis akhir akan digantikan oleh
alternatif yang sama.
Jika asumsi perulangan tidak dapat
diterapkan pada suatu situasi pengambilan keputusan, akan dipilih periode
analisis yang sesuai dengan masalah yang dihadapi (asumsi berakhir bersamaan
atau coterminated assumption). Pada asumsi ini diperlukan
penyesuaian arus kas pada alternatif yang memiliki usia pakai berbeda dengan
periode analisis.
Contoh:
Sebuah perusahaan akan membeli sebuah mesin untuk meningkatkan pendapatan
tahunannya. Dua alternatif mesin ditawarkan kepada perusahaan:
Mesin
|
Usia Pakai (Tahun)
|
Harga Beli (Rp.)
|
Keuntungan per Tahun (Rp.)
|
Nilai Sisa di Akhir Usia Pakai (Rp.)
|
|
X
|
8
|
2500000
|
750000
|
1000000
|
|
Y
|
16
|
3500000
|
900000
|
1500000
|
Dengan
tingkat suku bunga 15% per tahun. Tentukan mesin yang seharusnya dibeli.
Penyelesaian:
Mesin
X
NPV
X = 750000(P/A,15%,16) + 1000000(P/F,15%,8) + 1000000(P/F,15%,16) – 2500000 –
2500000(P/F,15%,8)
NPV
X = 750000(5,95423) + 1000000(0,32690) + 1000000(0,10686) – 2500000 –
2500000(0,32690)
NPV
X = 1582182,5
Mesin
Y
NPV
Y = 900000(P/A,15%,16) + 1500000(P/F,15%,16) – 3500000
NPV
Y = 900000(5,95423) + 1500000(0,10686) – 3500000
NPV
Y = 2019097
NPV
mesin Y, Rp. 2.019.097, lebih besar daripada NPV mesin X, Rp. 1.582.182,5.
Pilih mesin Y.
v Periode Analisis Tak Terhingga – Capitalized Worth
Pada situasi dimana periode analisis
tak terhingga, perhitungan NPV dari semua arus masuk dan arus keluar dilakukan
dengan metode capitalized worth (nilai modal). Jika hanya unsur
biaya yang saja yang diperhitungkan, maka hasil yang diperoleh disebutcapitalized
cost (biaya modal)
Capitalized
Worth (CW) adalah
sejumlah uang yang harus dimiliki saat ini. Dengan demikian, diperoleh
pembayaran yang besarnya sama selama periode tak terhingga pada tingkat suku
bunga i% per periode. Dari factor bunga majemuk untuk nilai n tak terhingga,
didapatkan nilai (P/A,I,n) = 1/i sehingga:
CW
= PW n→∞
= A(P/A,i,∞) = A
Contoh:
Sebuah perusahaan akan membeli sebuah mesin untuk meningkatkan pendapatan
tahunannya. Dua alternatif mesin ditawarkan kepada perusahaan:
Mesin
|
Usia Pakai (Tahun)
|
Harga Beli (Rp.)
|
Keuntungan per Tahun (Rp.)
|
Nilai Sisa di Akhir Usia Pakai (Rp.)
|
|
X
|
8
|
2500000
|
750000
|
1000000
|
|
Y
|
16
|
3500000
|
900000
|
1500000
|
Dengan
tingkat suku bunga 15% per tahun dan periode analisis tak hingga, tentukan
mesin yang seharusnya dibeli.
Penyelesaian:
Dengan capitalized worth,
setiap alternatif hanya dianalisis dengan satu kali usia pakai saja.
Mesin
X
CW
X = 750000(P/A,15%,∞) + 1000000(A/F,15%,8)(P/A,15%,∞) –
2500000(A/P,15%,8)(P/A,15%,∞)
CW
X = 7500000(1/0,15) + 1000000(0,07285)(1/0,15) – 2500000(0,22285)(1/0,15)
CW
X = 1771500
Mesin
Y
CW
Y = 900000(P/A,15%,∞) + 1500000(A/F,15%,9)(P/A,15%,∞) –
3500000(A/P,15%,9)(P/A,15%,∞)
CW
Y = 900000(1/0,15) + 1500000(0,05957)(1/0,15) – 3500000(0,20957)(1/0,15)
CW
Y = 1705733,33
CW
mesin X, Rp. 1.771.500 lebih besar daripada CW mesin Y, Rp. 1.705.733,33. Untuk
itu pilih mesin X.
2)
Future Worth Analysis
Annual
Worth atau nilai tahunan adalah sejumlah serial cash flow yang nilainya seragam
setiap periodenya. Nilai tahunan diperoleh dengan mengkonversikan seluruh
aliran kas ke dalam suatu nilai tahunan (anuitas) yang seragam. Menentukan
nilai tahunan dari suatu Present Worth dapat dilakukan dengan mengalikan PW
tersebut dengan Equal Payment Capital Recovery Factor. Sedangkan untu
mengkonversikan nilai tahunan dari Nilai Future dilakukan dengan mengalikan FW
dengan Equal Paymentseries Sinking Fund Factor.
Future worth analysis (analisis
nilai masa depan) didasarkan pada nilai ekuivalensi semua arus kas masuk dan
arus kas keluar di akhir periode analisis pada suatu tingkat pengembalian
minimum yang diinginkan (MARR). Oleh karena tujuan utama dari konseptime
value of money adalah untuk memaksimalkan laba masa depan, informasi
ekonomis yang diperoleh dari analisis ini sangat berguna dalam situasi-situasi
keputusan investasi modal.
Hasil FW alternative
sama dengan PW, dimana FW = PW (F/P,i%,n). Perbedaan dalam nilai ekonomis yang
dihasilkan bersifat relative terhadap acuan waktu yang digunakan saat ini atau
masa depan. Untuk alternatif tunggal, jika diperoleh nilai FW ≥ 0 maka
alternatif tersebut layak diterima. Sementara untuk situasi dimana terdapat
lebih dari satu alternatif, maka alternatif dengan FW terbesar merupakan
alternatif yang paling menarik untuk dipilih. Pada situasi dimana alternatif
yang ada bersifat independent, dipilih semua alternatif yang
memiliki FW ≥ 0.
Analisis Terhadap Alternatif Tunggal
Contoh:
Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan peralatan baru seharga Rp.
30.000.000. Dengan peralatan baru akan diperoleh penghematan sebesar Rp.
1.000.000 per tahun selama 8 tahun. Pada akhir tahun ke-8, peralatan itu
memiliki nilai jual Rp. 40.000.000. Jika tingkat suku bunga 12% per tahun dan
digunakan future worth analysis, apakah pembelian peralatan baru tersebut
menguntungkan?
Penyelesaian:
FW
= 40000000 + 1000000(F/A,12%,8) – 30000000(F/P,12%,8)
NPV
= 40000000 + 1000000(12,29969) – 30000000(2,47596)
NPV
= -21.979.110
Oleh
karena NPV yang diperoleh < 0 maka pembelian peralatan baru tersebut tidak
menguntungkan.
Usia Pakai Sama dengan Periode Analisis
Jika
terdapat lebih dari satu alternatif usia pakai yang sama, analisis keputusan
dapat dilakukan menggunakan periode analisis yang sama dengan usia pakai
alternatif.
Contoh:
Sebuah perusahaan akan membeli sebuah mesin untuk meningkatkan pendapatan
tahunannya. Dua alternatif mesin dengan usia pakai masing-masing 8 tahun
ditawarkan kepada perusahaan:
Mesin
|
Harga Beli (Rp.)
|
Keuntungan per Tahun (Rp.)
|
Nilai Sisa di Akhir Usia Pakai (Rp.)
|
|
X
|
2500000
|
750000
|
1000000
|
|
Y
|
3500000
|
900000
|
1500000
|
Menggunakan
tingkat suku bunga 15% per tahun, tentukan mesin yang seharusnya dibeli.
Penyelesaian:
Mesin
X:
FW
X = 750000(F/A,15%,8) + 1000000 – 2500000(F/P,15%,8)
FW
X = 750000(13,72682) + 1000000 – 2500000(3,05902)
FW
X = 3647565
Mesin
Y
FW
Y = 900000(F/A,15%,8) + 1500000 – 3500000(F/P,15%,8)
FW
Y = 900000(13,72682) + 1500000 – 3500000(3,05902)
FW
Y = 3147568
Kesimpulan:
pilih mesin X.
Usia Pakai Berbeda dengan Periode
Analisis
Sama dengan Present Worth
Analysis. Dalam situasi ini dapat digunakan asumsi perulangan atau asumsi
berakhir bersamaan, tergantung pada masalah yang dihadapi.
Contoh:
Sebuah perusahaan akan membeli sebuah mesin untuk meningkatkan pendapatan
tahunannya. Dua alternatif mesin ditawarkan kepada perusahaan:
Mesin
|
Usia Pakai (Tahun)
|
Harga Beli (Rp.)
|
Keuntungan per Tahun (Rp.)
|
Nilai Sisa di Akhir Usia Pakai (Rp.)
|
|
X
|
8
|
2500000
|
750000
|
1000000
|
|
Y
|
16
|
3500000
|
900000
|
1500000
|
Dengan
tingkat suku bunga 15% per tahun. Tentukan mesin yang seharusnya dibeli.
Penyelesaian:
Mesin
X
FW
X = 750000(F/A,15%,16) + 1000000 + 1000000(P/F,15%,8) – 2500000(F/P,15%,8) –
2500000(F/P,15%,16)
FW
X = 750000(55,71747) + 1000000 + 1000000(3,05902) – 2500000(3,05902) –
2500000(9,35762)
FW
X = 14805463
Mesin
Y
FW
Y = 900000(F/A,15%,16) + 1500000 – 3500000(F/P,15%,16)
FW
Y = 900000(55,71747) + 1500000 – 3500000(9,35762)
FW
Y = 18894053
FW
mesin Y, Rp. 18.894.053, lebih besar dari FW mesin X, Rp. 14.805.463, maka
pilih mesin Y.
3) Annual Worth Analysis
Annual worth analysis (analisis
nilai tahunan) didasarkan pada konsep ekuivalensi dimana semua arus kas masuk
dan arus kas keluar diperhitungkan dalam sederetan nilai uang tahunan yang sama
besar pada suatu tingkat pengembalian minimum yang diinginkan (minimum
attractive rate of return – MARR)
Hasil AW alternatif sama dengan PW
dan FW, dimana AW = PW(A/P,i,n) dan AW = FW(A/F,i,n). Dengan demikian, AW dari
setiap alternatif dapat dihitung juga dari nilai-nilai ekuivalen lainnya. Nilai
AW alternatif diperoleh dari persamaan:
AW
= R – E – CR
Dimana:
R = revenues (penghasilan
atau penghematan ekuivalen tahunan)
E = expences (pengeluaran
ekuivalen tahunan)
CR = capital recovery (pengembalian
modal)
Untuk alternatif tunggal, jika
diperoleh nilai AW ≥ 0 maka alternatif tersebut layak diterima. Sementara untuk
situasi dimana terdapat lebih dari satu alternatif, maka alternatif dengan NPV
terbesar merupakan alternatif yang paling menarik untuk dipilih. Pada situasi
dimana alternatif yang ada bersifat independent, dipilih semua
alternatif yang memiliki AW ≥ 0.
Capital Recovery
Capital recovery suatu
alternatif ialah nilai seragam tahunan yang ekuivalen dengan modal yang
diinvestasikan. Beberapa persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung CR adalah:
CR
= I(A/P,i,n) – S(A/F,i,n)
CR
= (I – S)(A/F,i,n) + I(i)
CR
= (I – S)(A/P,i,n) + S(i)
Dimana:
I
= investasi awal alternatif
S
= nilai sisa di akhir usia pakai
n
= usia pakai alternatif
Analisis Terhadap
Alternatif Tunggal
Contoh:
Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan peralatan baru seharga Rp.
30.000.000. Dengan peralatan baru akan diperoleh penghematan sebesar Rp.
1.000.000 per tahun selama 8 tahun. Pada akhir tahun ke-8, peralatan itu
memiliki nilai jual Rp. 40.000.000. Jika tingkat suku bunga 12% per tahun dan
digunakan annual worth analysis, apakah pembelian peralatan baru tersebut
menguntungkan?
Penyelesaiannya:
AW
= 40000000(A/F,12%,8) – 30000000(A/P,12%,8) + 1000000
AW
= 40000000(0,08130) – 30000000(0,20130) + 1000000
AW
= -1787000
Oleh
karena AW yang diperoleh < 0, maka pembelian peralatan baru tidak
menguntungkan.
Usia Pakai Semua
Alternatif Sama
Contoh:
Sebuah perusahaan akan membeli sebuah mesin untuk meningkatkan pendapatan
tahunannya. Dua alternatif mesin dengan usia pakai masing-masing 8 tahun
ditawarkan kepada perusahaan:
Mesin
|
Harga Beli (Rp.)
|
Keuntungan per Tahun (Rp.)
|
Nilai Sisa di Akhir Usia Pakai (Rp.)
|
|
X
|
2500000
|
750000
|
1000000
|
|
Y
|
3500000
|
900000
|
1500000
|
Menggunakan
tingkat suku bunga 15% per tahun, tentukan mesin yang seharusnya dibeli.
Penyelesaian:
Mesin
X
AW
X = 1000000(A/F,15%,8) – 2500000(A/P,15%,8) + 750000
AW
X = 1000000(0,07285) – 2500000(0,22285) + 750000
AW
X = 265725
Mesin
Y
AW
Y = 1500000(A/F,15%,8) – 3500000(A/P,15%,8) + 900000
AW
Y = 1500000(0,07285) – 3500000(0,22285) + 900000
AW
Y = 229300
AW
mesin X, Rp. 265.725, lebih besar daripada AW mesin Y, Rp.229.300. Pilih mesin
X.
Usia Pakai Alternatif Berbeda
Pada
situasi dimana terdapat usia pakai alternatif yang berbeda-beda, perhitungan
setiap alternatif cukup dilakukan pada satu siklus usia pakai saja. Hal ini
lebih memudahkan karena tidak perlu dicari kelipatan persekutuan terkecil dari
usia alternatif.
Contoh:
Sebuah perusahaan akan membeli sebuah mesin untuk meningkatkan pendapatan
tahunannya. Dua alternatif mesin ditawarkan kepada perusahaan:
Mesin
|
Usia Pakai (Tahun)
|
Harga Beli (Rp.)
|
Keuntungan per Tahun (Rp.)
|
Nilai Sisa di Akhir Usia Pakai (Rp.)
|
|
X
|
8
|
2500000
|
750000
|
1000000
|
|
Y
|
9
|
3500000
|
900000
|
1500000
|
Dengan
tingkat suku bunga 15% per tahun. Tentukan mesin yang seharusnya dibeli.
Penyelesaian:
Mesin
X
AW
X = 750000 – 2500000(A/P,15%,8) + 1000000(A/F,15%,8)
AW
X = 750000 – 2500000(0,22285) + 1000000(0,07285)
AW
X = 265725
Mesin
Y
AW
Y = 900000 – 3500000(A/P,15%,9) + 1500000(A/F,15%,9)
AW
Y = 900000 – 3500000(0,20957) + 1500000(0,05957)
AW
Y = 255860
AW
mesin X, Rp. 265.725, lebih besar dibanding AW mesin Y, Rp. 255.860. Untuk itu
pilih mesin X.
Periode Analisis Tak Terhingga
Pada situasi dimana periode analisis
tak hingga, nilai tahunan dari besarnya investasi dapat dihitung menggunakan
persamaan:
A = P(A/P,i,∞) = Pi
Jika
aliran kas masuk dan keluar diperkirakan memiliki siklus berulang dengan nilai
yang sama sampai waktu tak terhingga, perhitungan untuk mendapatkan nilai
tahunan dapat dilakukan hanya pada satu siklus saja.
Contoh:
Bandingkan tiga alternatif berikut menggunakan tingkat suku bunga 10% per
tahun. Pilih alternatif terbaik.
1
|
2
|
3
|
|
Investasi Awal (Rp.)
|
1000000
|
1500000
|
2000000
|
Keuntungan Tahunan (Rp.)
|
100000
|
250000
|
500000
|
Usia Pakai (Tahun)
|
∞
|
14
|
9
|
Alternatif
B dan C menggunakan asumsi perulangan dengan konsekuensi ekonomi yang selalu
sama.
Penyelesaian:
Alternatif
A:
AW
A = 150000 – 1000000(A/P,10%,∞)
AW
A = 150000 – 1000000(0,10)
AW
A = 50000
Alternatif
B:
AW
B = 250000 – 1500000(A/P,10%,14)
AW
B = 250000 – 1500000(0,13575)
AW
B = 46375
Alternatif
C:
AW
C = 500000 – 2000000(A/P,10%,9)
AW
C = 500000 – 2000000(0,17364)
AW
C = 152720
Kesimpulan:
pilihlah alternatif C
sumber:
http://math-meters.blogspot.com/2012/05/ringkasan-materi.html
Raharjo, Ferianto. 2007. Ekonomi Teknik Analsis Pengambilan Keputusan. Yogyakarta: Penerbit Andi
http://batangsungkai.wordpress.com
http://math-meters.blogspot.com/2012/05/ringkasan-materi.html
Raharjo, Ferianto. 2007. Ekonomi Teknik Analsis Pengambilan Keputusan. Yogyakarta: Penerbit Andi
http://batangsungkai.wordpress.com